Magetan-numedia
Sepintas kalau dengar namanya, seperti kurang etis. Tapi itulah namanya “Wayang Cangkem”. Cangkem berasal dari Bahasa Jawa yang berarti mulut. Sama seperti pagelaran wayang pada umumnya, akan tetapi tanpa alat musik gamelan, gong, dan lainnya. Musik pengiringnya berasal dari suara para kru yang bermain.
Pagelaran wayang tersebut menjadi puncak Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kartoharjo, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren al-Ikhlas Karasan, Kartoharjo Magetan, pada Sabtu (22/10/2022) malam.
“Ada cukup banyak rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional di MWC NU Kartoharjo, mulai dari ziarah muharrik, terapi al-Quran, dan hari ini tadi ada apel hari santri, pentas reog, dan ini pagelaran wayang semalam suntuk,” kata Ketua MWCNU Kartoharjo, Susanto Khoirul Fatwa, saat memberikan sambutan, pada Sabtu (22/10/2022) malam.
Ketua PCNU Magetan, KH Manshur Abdillah, mengapresiasi banyaknya kegiatan HSN dari MWCNU Kartoharjo, terlebih yang menggelar pagelaran wayang kulit. “Jadi adanya Hari Santri Nasional ini, tidak hanya dirasakan oleh kaum santri, orang NU, akan tetapi juga oleh masyarakat luas, termasuk para seniman wayang ini,” terangnya.
Pagelaran Wayang Kulit asli Kartoharjo Magetan ini, mengambil lakon Pandadaran Seswo sukolimo. Digelar semalam suntuk, dengan disaksikan pengurus NU Magetan, mulai tingkat ranting hingga cabang, para wali santri dan masyarakat umum. Pagelaran wayang disiarkan langsung lewat akun youtube numedia https://youtu.be/4npMD4yDAs4
Semarak HSN 2022 di Magetan, memang digelar di masing-masing MWCNU, selain digelar oleh PCNU Magetan. Masing-masing kecamatan (MWCNU, red) membuat kreasi masing-masing menyemarakkan Hari Santri Nasional 2022, yang mengambil tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”
Penulis : M.Ramzi