Beramal Tak Menunggu Keadaan Berubah

Magetan-numedia

Dalam Kitab Hikam karya Ibnu Atha’illah as-Sakandari, di bab Dua disebutkan :

لا تطلب منه ان يخرجك من حالة ليستعملك فيما سواها. فلو ارادك لاستعملك من غير إخراج

Artinya:
Kamu jangan minta pada Allah agar merubah diri-mu dari suatu keadaan (hidup), supaya memudahkan-mu untuk beramal. Karena, kalau saja Allah menghendaki, niscaya kamu mudah beramal tanpa perlu keluar dari keadaan-mu itu.

Penjelasan:

Keadaan hidup-mu itu kehendak Allah. Beramal baik, itu aturan (syariat) Allah. Jangan kau benturkan keduanya atau kau lawan keduanya atau salah satunya. Itu sangat berbahaya.

Hatimu mengeluh (jawa: ngresulo) soal keadaan hidup, itu berbahaya. Karena selaku hamba kepada Tuhannya, telah:
1. Tak ber-akhlak kepada Tuhannya.
2. Berani melawan kehendak Tuhannya.
3. Rusak hubungan dengan Tuhannya.
4. Tak tahu diri dengan statusnya.
5. Berhak atas murka.

Terimalah dengan hati ikhlas, rela dan legawa. Itulah sikap hati hamba yang dicinta. Aturan Allah harus dilaksanakan, kalau tidak juga berbahaya. Karena akan:
1. Menerima cap munafik atau kafir.
2. Dibenci Allah dan Rasul, dicintai setan.
3. Di dunia sengsara, akhirat neraka.
4. Hidup tak berguna.
5. Berjasad manusia, ber-hati setan.

Hamba yang baik: Hati terima ikhlas keadaan, akal dan perilaku ikuti aturan syariat.
Wallahu A’lam.

 

Redaksi numedia
Dikutip dari Buku Terjemah dan Penjelasan Kitab Al-Hikam yang ditulis oleh KH Manshur Abdullah (Pengasuh Ponpes Al-Mafaza Tawanganom Magetan.